Dunia seakan kiamat bagi Orpheus. Hari-hari dan mimpi malamnya dihantui oleh bayangan Eurydice yang seolah mengajaknya melanjutkan nyanyian dan tarian yang tak sempat terselesaikan di lembah tersebut.
Akhirnya timbul tekad yang sungguh berani dalam diri Orpheus. Dia memutuskan pergi ke Hades, kerajaan orang-orang mati, untuk menjemput kembali jiwa Eurydice. Orpheus memang bukan pahlawan seperti Hercules yang sanggup menyelesaikan dua belas tugas raksasa. Bukan pula Theseus yang membunuh Minotaur, makhluk setengah manusia setengah banteng yang memangsa rakyatnya. Dia juga bukan Jason yang memimpin para pahlawan mengambil bulu domba emas di Colchis. Namun cintanya yang besar pada Eurydice dan derita berat yang harus ditanggung karena kehilangan Eurydice telah memberi Orpheus keberanian dan kekuatan seluruh pahlawan.
Banyak orang berusaha membujuk agar dia mengurungkan niatnya. "Jangan pergi Orpheus! Ingatlah kekerasan hati Pluto penguasa Hades dan Hakim-hakim di Hades yang keputusannya tak terubahkan!"
"Memang menyakitkan kehilangan orang yang kita kasihi. Tetapi waktu jualah yang akan menyembuhkan luka di hatimu."
Namun Orpheus tetap tak bergeming dari niatnya. Keputusannya sudah bulat. Dia pergi meninggalkan kerajaannya untuk menuju ke Hades.
Baru saja kakinya melangkah masuk ke dalam kegelapan gua di kaki Gunung Avernus yang berhubungan dengan Hades ketika seseorang menepuk pundaknya. Ternyata orang tersebut adalah, duta dewata yang bertugas mengantar jiwa-jiwa menuju ke Hades. Seperti yang lain, dia juga membujuk Orpheus membatalkan niatnya. "Kukagumi keberanianmu mencoba melakukan hal yang bahkan membuat pahlawan seperkasa Hercules pun berpikir dua kali sebelum bertindak, Orpheus. Namun tidakkah kau tahu bahwa kau mencoba meraih yang tak teraih, mengharapkan sesuatu yang mustahil? Tidak tahukah kau bahwa Pluto penguasa Hades buta terhadap penderitaan manusia dan tuli terhadap isak tangis mereka? Hanya kekecewaanlah yang akan menantikan di penghujung perjalananmu Orpheus, karena itu urungkanlah niatmu! Mari kuantar kau kembali ke atas sana."
Tetapi keteguhan hati Orpheus tak tergoyahkan.
"Antarkan aku menghadap Pluto Penguasa Hades!" adalah jawaban Orpheus kepada duta itu. Ada sesuatu dalam suaranya yang membuat duta itu berdiam diri sejenak sebelum kemudian maju memimpin langkah-langkah Orpheus menuju Hades.
Akhirnya setelah berjam-jam menembus kesenyapan dan kegelapan di sekeliling mereka, tibalah mereka di tepian Sungai Styx, sungai suci yang harus diseberangi para jiwa agar sampai di Hades. Terdengar bunyi gemercik air yang jatuh di atas bebatuan.
Dari jauh tampak sosok kurus Charon, dewa yang bertugas menyeberangkan jiwa-jiwa, menepikan perahunya. Mulanya dia menolak menyeberangkan Orpheus karena Orpheus adalah makhluk hidup yang tidak boleh masuk ke dalam kegelapan Hades.
"Tidak tahukah bahwa aku hanya membawa jiwa-jiwa saja menyeberangi sungai ini dengan perahuku? Kau makhluk fana yang berdaging dan berdarah pulanglah! Tunggulah giliranmu mati untuk kuseberangkan ke sana!"
Orpheus hanya terdiam, kemudian disapukannya jari-jarinya pada dawai-dawai liranya.
Ting-a ling-a-ling! Suara yang demikian jernih bergema di kesunyian Hades.
Mata Charon terbelalak takjub mendengarkan nada-nada mempesona yang belum pernah didengarnya sebelumnya.
"Suara apa ini?" tanyanya.
Orpheus melangkahkan kakinya dengan mantap menaiki perahu sambil terus memainkan liranya diikuti oleh duta dewata. Charon terus mendengarkan nada-nada indah yang mempesonakan dirinya, sehingga kemudian tanpa disadarinya direngkuhnya dayung. Dan perahu tersebut meluncur di atas permukaan sungai suci yang tenang tersebut sampai ke seberang, di depan gerbang Hades.
Hal yang sama terjadi pada Cerberus. Anjing berkepala tiga penjaga gerbang Hades, yang termashyur karena kegarangannya terhadap makhluk yang mencoba memasuki atau jiwa-jiwa yang berusaha keluar dari Hades, Cerberus-pun terbuai oleh musik Orpheus sehingga mengizinkannya lewat
Bersambung ke Part 3
Kidung Asmara Orpheus & Eurydice (Part Two)
Label:
MYTH AND LEGEND
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
Posting Komentar