Dan dia menjawab,
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan perapianmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa ingin kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata "Tidak" di kalbumu sendiri, dan tiada kau menyembunyikan kata "Ya".
Dan bilamana dia diam, hatimu berhenti dari mendengar hatinya, karena tanpa ungkapan kata dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan menyatu dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita,
Karena yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Karena cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta, tetapi sebuah jala yang ditebarkan hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apalah sahabat itu jika kau senantiasa mencarinya untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan kegembiraan..
Karena dalam tetesan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan gairah segar kehidupan.
Comments :
(Kahlil Gibran)
Posting Komentar