Ku coba gapai relung-relung hatiku yang tak lagi bersinar, temaram dan hampir gelap, kualihkan pandangan pada ruang kosong dalam jiwa, dingin kurasakan, kemanakah gerangan penghuninya? Ku bertanya sendiri. Tlah lama penghuninya pergi tanpa pesan untuk sekedar penghilang rindu, dia pergi ….pergi entah kemana.
Hingga sulur-sulur akar ini kian jauh menggapai palung bumi untuk sekedar mencari, mencari dan mencari, ohhhhhhh…namun entah apa yang kucari, galau, resah, tak menentu…apa sebenarnya yang kucari. Sementara hujan tak kunjung hadir, kemarau kian terik kembali datang.
Kembali terbayang wajah air yang sejuk, pelipur lara. Segar terasa dalam buaiannya. Kau dinginkan jiwa yang sesak oleh api-api membara, kau lantunkan kembali melodi jiwa. Ohhhhhhh air …rindukah aku????.....nyatakah ini atau hanya bayangan semu? atau rasa yang tak jelas terhadapmu??
Bingung, meratap, memohon apakah ini jalanku, kembali sulur-sulur akar ini merayap jauh menelusup celah-celah gelap dalam bumi. Hingga akhirnya lelah tanpa harapan, namun ku yakin kaulah sang air tambatan jiwa dan raga. Pengisi ruang kosong dalam jiwa ini, penyejuk dan perisai pongahnya kemarau………ohhhhh…. Dapatkah kau kembali bersamaku?….untuk sekedar merasakan semilir angin utara, atau sekedar bercanda bersama rumput dan serangga. Haruskah terus ku cari dan mencarimu walau sulur-sulur akar ini kian renta?.......jawab…jawablah.!!!!………..ku mohon !!!!….namun hening….coba ku teriakan kebali….jawablah !!!…kumohon !!!….namun hening kembali…hingga parau suara ini terus kuteriakan….namun kembali hening dan hening…dan hening…dan hening……
Surat Akar Kepada Air
Label:
POETRY
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
Posting Komentar