9.2.09

Batu Empedu

Batu empedu merupakan masalah kesehatan yang sangat serius, penyakit ini terkadang sukar dirasakan oleh penderitanya dikarenakan penyakit ini hanya 50% yang disertai dengan gejala awal selebihnya tanpa gejala sama sekali.

Gejala nyeri pada bagian ulu hati bisa timbul pada 30% penderita sementara 20% lagi ditemukan setelah terjadi komplikasi. Namun perkembangan teknologi belakangan ini memberikan kemajuan dalam hal pendeteksian dini pada Batu Empedu, sehingga dengan teknik pemeriksaan saat ini yang semakin canggih dapat mendeteksi Batu Empedu secara lebih baik dibandingkan dengan dahulu.

Penyakit ini dapat menyerang siapa saja pada kisaran usia antara 20-50 tahun, Batu Empedu lebih sering menyerang kaum wanita bahkan enam kali lebih besar hingga usia 50 tahun, diatas usia rata-rata tersebut prosentase kemungkinan terkena penyakit ini sama besar antara pria dan wanita. Pada wanita usia lebih dari 40 tahun, gemuk, punya banyak anak, dan suka makan yang berlemak dan berkolesterol tinggi rentan terkena penyakit ini, kurang lebih begitulah kenyataan dari penelitian yang dilakukan di Amerika.yang menemukan kurang lebih 20 juta wanita terkena penyakit ini dengan kondisi seperti diatas. Selain itu pula wanita yang menggunakan pil KB juga beresiko terkena Batu Empedu, karena Estrogen dalam pil dapat meningkatkan Kolesterol dalam kantung empedu sehingga memudahkan pengendapan kolesterol menjadi batu.

Kantung empedu merupakan kantung kecil yang terletak di perut atas sebelah kanan dan tersembunyi di bawah Hati. Cairan empedu yang berwana hijau kecoklatan sebenarnya dihasilkan oleh Hati, cairan ini berfungsi untuk melarutkan Asam lemak pada makanan agar mudah dicerna dan diserap oleh usus halus. Pada saat makanan melalui usus dua belas jari, kantung empedu berkontraksi dan melepaskan cairan empedu ke saluran usus dua belas jari.

Batu Empedu terjadi akibat adanya Infeksi pada saluran Empedu atau dapat diakibatkan karena adanya gangguan metabolisme Kolesterol. Batu yang terbentuk dari Kolesterol berwarna kuning mengkilat seperti minyak, sedangkan batu yang terbentuk akibat dari Pigmen Bilirubin berwarna hitam keras atau berwarna coklat tua dan rapuh. Di Negara barat Batu Empedu yang disebabkan oleh kolesterol mencapai 80% sementara di Indonesia sendiri 73% batu yang di temui adalah berbentuk pigmen karena kebanyakan disebabkan oleh Infeksi.

Gejala-gejala umum yang terjadi biasanya adalah nyeri di bagian ulu hati, sama seperti sakit Maag, namun begitu nyeri tersebut dapat dibedakan karena pada sakit Maag nyeri yang dirasakan mula-mula pelan namun semakin lama semakin hebat, pada kasus batu Empedu nyeri yang dirasakan langsung hebat dan timbul tenggelam dalam waktu 30 menit kurang lebih, kemudian nyeri dapat hilang sama sekali tanpa gejala apapun. Nyeri akibat batu empedu biasanya dirasakan di bawah tulang iga sedikit ke kanan dan dapat menjalar ke bahu kanan dan pinggang kanan. Perlu diketahui nyeri yang timbul akibat Batu empedu biasanya terjadi antara 2-4 jam setelah makan makanan yang berlemak, timbul tiba-tiba pada malam hari.saluran empedu yang tersumbat dapat menyebabkan komplikasi berupa radang pada Pankreas (Pnkreatitis)dan infeksi pada hati yang dapat menyebabkan gejla penyakit Kuning. Selain nyeri penderita Batu empedu sering merasakan Mual dan Muntah, bila disertai infeksi dapat juga didapatkan gejala demam dan mengigil.

Diagnosis batu Empedu dapat dilakukan dengan USG (Ultrasonografi), namun apabila ingin lebih pasti dapat juga dengan MRCP (Magnetic Resonance Colanium Pancreaticography) yang menggunakan kekuatan magnet, serta dapat dengan ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreaticography) dengan memasukan alat melalui mulut hingga mencapai saluran Empedu. MRCP dan ERCP memiliki sensitivitas hingga 95%. Batu empedu yang berukuran 0.5cm dan berasal dari Kolesterol masih bisa diluruhkan dengan obat-obatan, namun ukuran yang lebih besar dan atau berasal dari pigmen harus melalui proses Operasi.

Batu Empedu bisa timbul kembali meskipun sudah dioperasi, hal ini terjadi apabila si penderita tidak bisa menjaga pola hidup yang sehat. Gaya hidup berperan besar dalam menghindari penyakit ini. Tetaplah menjaga agar berat badan normal, kurangi makanan yang berlemak dan berkolesterol tinggi terutama dari lemak hewani, santan dan goring-gorengan. Berolahragalah secara teratur agar badan tetap sehat dan fit.

(dari berbagai sumber)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar