2.6.11

Becak dan Sedikit Sejarahnya

Siapa yang tidak kenal dengan kendaraan roda tiga ini, kendaraan transportasi kayuh yang anti Verboden alias melawan arus-pun jadi…..hehehe. Ya Becak begitulah kita menyebutnya, kendaraan yang pada masa jayanya adalah suatu transportasi perkotaan yang umum digunakan, terutama untuk jarak dekat dan menengah. Pada saat sekarang kendaraan ini sudah mulai ditinggalkan dan kalah bersaing dengan kendaraan bemotor karena kurang efisien dalam hal waktu. Namun tahukah kalian akan sedikit sejarah dari becak ini…yuk mari kita simak pembabaran berikut ini…..

Kata Becak berasal dari bahasa China khususnya dari bahasa Hokkien yaitu “be chia” atau berarti "kereta kuda". Becak adalah kendaraan beroda tiga yang umum ditemukan di Negara kita ini, namun jangan salah kendaraan ini-pun bisa kalian temukan di beberapa Negara di Asia. Becak sendiri terbagi dari dua bagian yaitu bagian untuk penumpang dan bagian untuk si pengayuh. Kapasitas normal pada becak biasanya dua orang penumpang dan seorang pengayuh atau pengemudi.

Di Indonesia dikenal dua jenis becak yaitu becak dengan pengemudi di belakang, jenis becak ini biasanya kebanyakan terdapat di Pulau Jawa, dan jenis becak dengan pengemudi di samping, jenis becak dengan pengemudi di samping biasanya ditemukan di daerah Sumatra. Pada jenis becak yang pnegemudinya disamping terbagi dua jenis pula yaitu jenis becak yang dikayuh yaitu yang menggunakan sepeda sebagai penggeraknya, dan becak yang menggunakan motor sebagai penggeraknya yang lazim disebut dengan Bentor.

Becak kayuh merupakan sarana transportasi yang ramah linkungan karena tidak menimbulkan emisi yang menyebabkan polusi udara selain itu becak jenis ini tidak menyebabkan kebisingan, kecuali becak yang menggunakan motor sebagai penggeraknya. Kelebihan lain yang bisa di ekploitasi dari becak jenis kayuh ini adalah sebagai sarana transportasi wisata bagi turis-turis mancanegara, contohnya di kota Jogjakarta banyak sekali becak yang digunakan sebagai sarana wisata turis, untuk sekedar jalan dan menikmati kota.
Namun sayang keberadaan becak di kota-kota besar terkadang dapat mengganggu lalu lintas karena kecepatannya yang lamban dibandingkan dengan kendaraan bermotor lainnya. Sebagian masyarakat-pun menganggap bahwa becak tidak nyaman dilihat, mungkin karena bentuk dari becak ini yang kurang estetis dan modern. Satu-satunya kota di Indonesia yang melarang keberadaan becak ini adalah kota Jakarta. Hal ini resmi di berlakukan sekitar tahun 1980-an dengan alasan bahwa becak adalah “Ekploitasi manusia atas manusia”. Sehingga hal ini menyebabkan pergantian alat transportasi menjadi menggunakan Ojeg, Bajaj, dan kendaraan bermotor lainnya.


Tidak hanya di Indonesia, di beberapa Negara Asia, kita dapat menemukan kendaraan yang disebut becak ini, diantaranya adalah Malaysia, Singapura, dan Vietnam, namun becak disana hanyalah sebagai alat transportasi wisata saja. Untuk meningkatkan kemampuan becak dan mendorong penggunaan kendaraan tidak bermotor dibeberapa negara maju dikembangkan becak yang menggunaan gigi percepatan/transmisi seperti yang digunakan dalam sepeda modern sehingga bisa melewati tanjakan dengan lebih mudah, desain dibuat aerodinamis serta pengemudinya berada di depan ruang penumpang.


Asal mula becak sendiri ternyata berasal dari Jepang. Kemunculan pertama kali kendaraan ini adalah bukan di kayuh seperti becak pada masa sekarang, melainkan ditarik oleh tenaga manusia. Penampakan becak pertama ini sebenarnya adalah suatu ketidak sengajaan, ketika itu tahun 1869, seorang pria Amerika yang menjabat pembantu di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jepang berjalan-jalan menikmati pemandangan Kota Yokohama. Suatu saat dia berpikir bagaimana cara istrinya yang kakinya cacat bisa ikut berjalan-jalan. Tentu diperlukan sebuah kendaraan. Ia berfikir bahwa kendaraan itu tidak usah ditarik kuda karena hanya untuk satu penumpang saja. Kemudian ia mulai menggambar desain sbuah kereta kecil tanpa atap di atas secarik kertas lalu merealisasikannya. Orang-orang Jepang yang melihat kendaraan pribadi ditarik manusia itu menamakannya Jinrikisha. Penarik Jinrikisha biasanya diberi upah tiap minggu. Hingga lama kelamaan Jinrikisha menarik perhatian masyarakat Jepang, khususnya para bangsawan. Dan pada akhirnya Jinrikisha sampai ke telinga masyarakat di China. Hingga dalam waktu singkat, Jinrikisha dikenal sebagai kendaraan pribadi kaum bangsawan dan kendaraan umum.

Di China sendiri kendaraan ini diberi nama Rickshaw. Sementara penghelanya disebut Hiki. Tapi, lama kelamaan para pemerhati kemanusiaan di China iba melihat para hiki yang kerja bagaikan kuda itu. Hingga pada akhirnya sekitar tahun 1870 rickshaw dilarang beroperasi di seluruh jalan-jalan negeri China. Sedangkan jinrikisha di Jepang juh sebelumnya sudah lama dilarang. Diilhami jinrikisha dan rickshaw, tiba-tiba saja sekitar tahun 1941 untuk pertama kalinya di kota-kota besar di Indonesia muncul becak entah siapa yang memulai tak ada catatan khusus mengenai kemunculan becak ini di Indonesia. Berbeda dengan jinrikisha dan rickshaw yang beroda dua dengan ban mati, becak di Indonesia sudah lebih modern, di desain dengan sedemikian rupa. Rodanya tiga dan menggunakan ban angin, mengemudikannya dikayuh dengan dua kaki. Becak..oh Becak……!

(Dari Berbagai Sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar